Disini Yannimargo.... Disana siapa ya .... Yannimargo.Blogspot: Makalah Tentang Organisasi

web stats

Minggu, 15 Desember 2013

Makalah Tentang Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, Dalam hidup manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungannya. Manusia hidup berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun kecil. Hidup dalam kelompok tidaklah mudah, untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Agar terciptanya suatu organisasi yang harmonis, maka manusia harus memiliki kelompok dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini didasari pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok, dan kenyataannya bahwa seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi (Surya dan Akib, usahawan bulan Nopember 2003:42).

1.2    TUJUAN
Dengan ditulisnya makalah ini, penulis memiliki tujuan untuk :
1.        Mengetahui pengertian dari organisasi dan bagaimana pengorganisasiannya
2.        Mengetahui Bagaimana cara membangun sebuah organisasi yang baik
3.        Mengetahui bagaimana membentuk struktur dalam organisasi dengan enam elemen kunci.
BAB II
ORGANISASI

2.1    DEFENISI DAN TINJAUAN TEORITIS PENGORGANISASIAN
Defenisi organisasi banyak ragamnya, tergantung pada sudut pandang yang dipakai untuk melihat organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, sebagai proses, sebagai perilaku, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Namun demikian, defenisi organisasi yang telah dikemukakan oleh para ahli organisasi sekurang-kurangnya ada unsur sistem kerja sama, orang yang berkerja sama, dan tujuan bersama yang hendak dicapai.
Sondang P.Siagian yang dikutip oleh M.Saefuddin dalam bukunya “Organisasi dan Management” mendefenisikan bahwa organisasi adalah setiap bentuk perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan, dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang lain yang disebut bawahan.
Sementara itu Gibson, Donelly dan Ivancevich yang dikutip oleh M.Saefuddin dalam bukunya “Organisasi dan Management” berpendapat bahwa ciri khas organisasi tetap sama, yaitu perilaku terarah pada tujuan. Mereka berpendapat bahwa organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih effisien dan lebih effektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama.
Sedangkan Koontz dan Cryill Donnell yang dikutip oleh H.Siagian dalam bukunya yang berjudul Management Suatu Pengantar”, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu hubungan wewenang dengan maksud untuk mengurus kedua koordinasi strukturil baik vertikal maupun horizontal antara keadaan, kearah mana tugas-tugas khusus yang diinginkan itu diperuntukan untuk mencapai tujuan usaha.
Defenisi-defenisi di atas menurut H.Siagian dalam bukunya “Management Suatu Pengantar” terlihat bahwa yang menjadi unsur Organisasi adalah:
Ø  Adanya suatu tujuan bersama
Ø  Tujuan itu dicapai atau diperoleh melalui atau bersamaan dengan bantuan orang lain dalam kerja sama yang harmonis.
Ø  Kerjasama itu didasarkan atas hal kewajiban dan tanggung jawab tertentu.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa: Organisasi adalah sebuah wadah kesatuan sosial yang secara sadar dibentuk oleh sekelompok manusia yang didalamnya saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.1        Pengertian Pengorganisasian Dan Teori-Teori Organisasi
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefenisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Teori-teori Organisasi :
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau teori struktural. Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya : (1) prinsip penetapan tujuan yang jelas, (2) prinsip kesatuan perintah, (3) prinsip keseimbangan, (4) prinsip pendistribusian pekerjaan, (5) prinsip rentangan pengawasan, (6) prinsip pelimpahan wawasan, (7) prinsip departementasi, (8) prinsip penetapan pegawai yang tepat, (9) prinsip koordinasi dan (10) prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
2. Teori Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
o    Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
o    Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
o    Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
o    Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
o    Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas.
3. Teori Human Relations
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu  situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku
Teori organisasi perilaku disebut merupakan suatu teori organisasi yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya organisasi, berhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya organisasi tersebut.
5. Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
o  Teori Otokratis
o  Teori Demokrasi
o  Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
o  Teori Patnernalisme
o  Teori Personal atau pribadi.
o  Teori Non-Personal
7. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.

9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.

2.2    STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
1.        Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2.        Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3.        Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4.        Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
5.        Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6.        Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

2.2.1    Pembagian Kerja
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1.    Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2.    Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3.    Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4.    Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5.    Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut di atas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi, yakni:
1.    Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
2.    Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
3.    Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
4.    Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.

2.2.2    Bentuk Bentuk Organisasi
Ada lima bentuk organisasi diantaranya :
1.        Organisasi Fungsional
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2.        Organisasi Fungsional Dan Garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3.        Organisasi Komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement.
4.        Organisasi Garis Dan Staff
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5.        Organisasi Matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan



2.2.3    Organisasi Dalam Dimensi Struktural Dan Konstektual
Dimensi struktural menggambarkan karakteristik internal suatu organisasi dan terdiri dari dimensi-dimensi :
a.    formalisasi, yaitu menunjukan tingkat penggunaan dokumen tertulis dalam organisasi, yang menggambarkan perilaku serta kegiatan organisasi
b.    spesialisasi, yaitu menunjukan derajat pembagian pekerjaan dalam organisasi;
c.    standarisasi, yaitu menggambarkan derajat kesamaan dalam pelaksanaan kerja
d.   sentralisasi, yaitu menunjukan pembagian kekuasaan menurut tingkatan (hierarkhi) dalam organisasi, yang ditunjukan dengan jenis dan jumlah keputusan yang boleh ditetapkan pada setiap tingkatan
e.    otoritas, yaitu menunjukan pola pembagian kekuasaan serta rentang kendali secara umum
f.     kompleksitas, yaitu menunjukan banyaknya kegiatan (subsistem) dalam organisasi
g.    profesionalisme, yaitu menunjukan tingkat pendidikan formal maupun nonformal rata-rata yang dimiliki oleh anggota organisasi
h.    konfigurasi, menunjukan bentuk pembagian anggota organisasi ke dalam bagian-bagian baik secara vertikal maupun horizontal.
i.      Dimensi konstektual, yaitu menggambarkan karakteristik keseluruhan suatu organisasi yang mencakup lingkungannya. Dimensi konstektual terdiri dari :
·      ukuran organisasi, yaitu menunjukan jumlah anggota organisasi
·      teknologi organisasi, yaitu menunjukan jenis dan tingkat teknologi dari sistem produksi suatu organisasi
·      lingkungan, yaitu menggambarkan keadaan seluruh elemen lingkungan yang terdapat diluar batas-batas organisasi, terutama elemen-elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi.



2.3    DEPARTEMENTASI
Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu ataufungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi

2.3.1    Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan

2.3.2    Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur organisasinya terdiri dari:
a.    Struktur organisasi atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.

b.    Struktur organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c.    Struktur organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.
d.   Struktur organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
e.    Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga

2.3.3    Organisasi Proyek dan Matriks
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan-kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
1.        Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing-masing anggota kembali ke departemennya masing-masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.

2.        Struktur Organisasi Matriks 
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertikal. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.



BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian penutup ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.    Organisasi sangat membutuhkan pemimpin yang baik
2.    Teori-teori organisasi dapat diterapkan dengan melihat situasi dan kondisi lingkungan organisasi.
3.    Selain di tangan anggota, masa depan organisasi bergantung pada pemimpin, hanya pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan yang baiklah yang nantinya dapat memajukan organisasi tersebut.

3.2       SARAN
Dari penjelasan yang telah dijelaskan, maka diharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan pembaca dalam memahami tentang pentingnya organisasi dalam kehidupan. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah ini. Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis menyarankan agar makalah ini bisa disempurnakan baik dari cara penulisan maupun pada struktur pembahasan.


DAFTAR PUSTAKA

·      Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. Hal. 214-224
·      Hersey, Faul, Blanchard, (1982). Management of Organization Behavior. Terjemahan Agus Darma. Erlangga: Jakarta.
·      Hick, Herbert, G. and Gullet, G. Ray, (1975). Organization Theory and Behavior. Terjemahan Ali Saefullah. Usaha Nasional: Surabaya.
·      http://belajarmanagement.wordpress.com/2010/03/01/pedoman-dalam-pembagian-kerja/
·      http://vivitardyansah.blogspot.com/2010/12/pengertian-pengorganisasian.html
·      http://detik.com/2012/02/29/

·      http://wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar