BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri, Dalam hidup manusia selalu berinteraksi dengan
sesama serta lingkungannya. Manusia hidup berkelompok, baik dalam kelompok
besar maupun kecil. Hidup dalam kelompok tidaklah mudah, untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan
menghargai. Agar terciptanya suatu organisasi yang harmonis, maka manusia harus
memiliki kelompok dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan merupakan
lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini didasari
pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin
dalam setiap kegiatan kelompok, dan kenyataannya bahwa seorang pemimpin dalam
setiap kegiatan kelompok merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen
organisasi (Surya dan Akib, usahawan bulan Nopember 2003:42).
1.2
TUJUAN
Dengan
ditulisnya makalah ini, penulis memiliki tujuan untuk :
1.
Mengetahui pengertian dari organisasi dan bagaimana pengorganisasiannya
2.
Mengetahui Bagaimana cara membangun sebuah organisasi yang baik
3.
Mengetahui bagaimana membentuk struktur dalam organisasi dengan enam
elemen kunci.
BAB II
ORGANISASI
2.1
DEFENISI DAN
TINJAUAN TEORITIS PENGORGANISASIAN
Defenisi organisasi
banyak ragamnya, tergantung pada sudut pandang yang dipakai untuk melihat
organisasi. Organisasi
dapat dipandang sebagai wadah, sebagai proses, sebagai perilaku, dan sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Namun demikian, defenisi organisasi yang telah
dikemukakan oleh para ahli organisasi sekurang-kurangnya ada unsur sistem kerja
sama, orang yang berkerja sama, dan tujuan bersama yang hendak dicapai.
Sondang P.Siagian yang dikutip oleh M.Saefuddin dalam
bukunya “Organisasi dan Management” mendefenisikan bahwa organisasi adalah setiap bentuk perserikatan antara
dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan bersama dan terikat secara
formal dalam persekutuan, dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau
sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang lain
yang disebut bawahan.
Sementara itu Gibson, Donelly dan Ivancevich yang
dikutip oleh M.Saefuddin dalam
bukunya “Organisasi dan Management” berpendapat bahwa
ciri khas organisasi tetap sama, yaitu perilaku terarah pada tujuan. Mereka
berpendapat bahwa organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih
effisien dan lebih effektif dengan tindakan yang
dilakukan secara bersama.
Sedangkan Koontz dan Cryill Donnell yang dikutip
oleh H.Siagian dalam
bukunya yang berjudul “Management Suatu Pengantar”, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu hubungan wewenang dengan maksud untuk
mengurus kedua koordinasi strukturil baik vertikal maupun horizontal antara keadaan, kearah mana tugas-tugas khusus yang
diinginkan itu diperuntukan untuk mencapai tujuan usaha.
Defenisi-defenisi di atas menurut H.Siagian dalam
bukunya “Management Suatu Pengantar” terlihat bahwa yang menjadi
unsur Organisasi adalah:
Ø Adanya suatu tujuan bersama
Ø Tujuan itu dicapai atau diperoleh melalui atau
bersamaan dengan bantuan orang lain dalam kerja sama yang harmonis.
Ø Kerjasama itu didasarkan atas hal kewajiban dan
tanggung jawab tertentu.
Dari berbagai pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa: Organisasi adalah sebuah wadah kesatuan sosial
yang secara sadar dibentuk oleh sekelompok manusia yang didalamnya saling bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.1
Pengertian
Pengorganisasian Dan Teori-Teori Organisasi
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam
Manajemen dan pengorganisasian didefenisikan
sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan
tujuan-tujuan, sumber-sumber,
dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
Teori-teori Organisasi :
1. Teori
Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori
organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau teori struktural.
Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya : (1) prinsip penetapan tujuan yang
jelas,
(2) prinsip kesatuan perintah,
(3) prinsip keseimbangan,
(4) prinsip pendistribusian pekerjaan,
(5) prinsip rentangan pengawasan,
(6) prinsip pelimpahan wawasan,
(7) prinsip departementasi,
(8) prinsip penetapan pegawai yang tepat, (9) prinsip koordinasi dan (10)
prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
2. Teori
Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan
bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai
berikut:
o Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
o Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung
jawab kepada atasannya langsung.
o Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi
kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian
disebut prinsip loyalitas.
o Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang
bulu, tidak membeda-bedakan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini
dinamakan prinsip impersonal
o Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi
dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan
yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas.
3. Teori
Human Relations
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan,
teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu
hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat
memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian
tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan
secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara
hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi
dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan
hati.
4.
Teori Organisasi perilaku
Teori organisasi
perilaku disebut merupakan suatu teori organisasi yang memandang
organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa
baik atau tidaknya organisasi, berhasil atau tidaknya organisasi mencapai
sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya organisasi tersebut.
5.
Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses
kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal.
Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan
didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6.
Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya
organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin
mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat
yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif,
adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
o Teori Otokratis
o Teori Demokrasi
o Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
o Teori Patnernalisme
o Teori Personal atau pribadi.
o Teori Non-Personal
7.
Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang
harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau
manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi
fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau
bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan
(Decision making).
8. Teori
Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai
keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat
ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang
memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun
keputusan di tingkat bawah.
9. Teori
Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa
pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin
organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang
dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini,
tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna,
teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori
dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
2.2
STRUKTUR
ORGANISASI
Struktur organisasi
adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur
organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi
atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Ada enam elemen kunci
yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur,
antara lain:
1.
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana
tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan
tersendiri.
2.
Departementalisasi. Dasar yang dipakai
untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat
berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3.
Rantai komando. Garis wewenang yang
tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan
menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang
dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
5.
Sentralisasi dan Desentralisasi.
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan
dari sentralisasi.
6.
Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di
dalam organisasi dibakukan.
2.2.1
Pembagian
Kerja
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan
pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1. Pembagian
kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau
wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2. Pembagian
kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu
kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3. Pembagian
kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara
individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4. Pembagian
kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang,
bagian pengiriman dan lainnya.
5. Pembagian
kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut di atas
maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi,
yakni:
1. Jumlah
unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi
tersebut.
2. Suatu
unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang
lainnya.
3. Pembentukan
unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi
untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
4. Secara
garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
2.2.2
Bentuk Bentuk Organisasi
Ada lima bentuk organisasi diantaranya :
1.
Organisasi Fungsional
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional
untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2.
Organisasi Fungsional Dan Garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian
tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang
koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3.
Organisasi Komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan
tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang
berupa komite atau dewan atau board
dengan pluralistic manajement.
4.
Organisasi Garis Dan Staff
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff
yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5.
Organisasi
Matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi
menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing
bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan
suatu proyek yang harus diselesaikan
2.2.3 Organisasi Dalam Dimensi Struktural
Dan Konstektual
Dimensi struktural menggambarkan karakteristik
internal suatu organisasi dan terdiri dari dimensi-dimensi :
a. formalisasi,
yaitu menunjukan tingkat penggunaan dokumen tertulis dalam organisasi, yang
menggambarkan perilaku serta kegiatan organisasi
b. spesialisasi,
yaitu menunjukan derajat pembagian pekerjaan dalam organisasi;
c. standarisasi,
yaitu menggambarkan derajat kesamaan dalam pelaksanaan kerja
d. sentralisasi,
yaitu menunjukan pembagian kekuasaan menurut tingkatan (hierarkhi) dalam
organisasi, yang ditunjukan dengan jenis dan jumlah keputusan yang boleh
ditetapkan pada setiap tingkatan
e. otoritas,
yaitu menunjukan pola pembagian kekuasaan serta rentang kendali secara umum
f. kompleksitas,
yaitu menunjukan banyaknya kegiatan (subsistem) dalam organisasi
g. profesionalisme,
yaitu menunjukan tingkat pendidikan formal maupun nonformal rata-rata yang dimiliki
oleh anggota organisasi
h. konfigurasi,
menunjukan bentuk pembagian anggota organisasi ke dalam bagian-bagian baik
secara vertikal maupun horizontal.
i. Dimensi
konstektual, yaitu menggambarkan karakteristik keseluruhan suatu organisasi
yang mencakup lingkungannya. Dimensi konstektual terdiri dari :
· ukuran
organisasi, yaitu menunjukan jumlah anggota organisasi
· teknologi
organisasi, yaitu menunjukan jenis dan tingkat teknologi dari sistem produksi
suatu organisasi
· lingkungan,
yaitu menggambarkan keadaan seluruh elemen lingkungan yang terdapat diluar
batas-batas organisasi, terutama elemen-elemen lingkungan yang berpengaruh
terhadap kelangsungan organisasi.
2.3
DEPARTEMENTASI
Departementasi adalah aktivitas
untuk menyusun satuan-satuan
organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu ataufungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
2.3.1
Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional
adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk
membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan
bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan
berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya
organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian
operasi.Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi
mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan
2.3.2 Departementasi
Devisional
Departementasi
berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar
pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman
atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif,
organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi
divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap
divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur
organisasinya terdiri dari:
a.
Struktur
organisasi atas dasar produk
Setiap
departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur
ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b.
Struktur
organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar
tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi
pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain
sebagainya.
c.
Struktur
organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang
dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan
penjualan, pelayanan.
d.
Struktur
organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar
proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini
dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian,
perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan
ekonomis.
e.
Struktur
organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan
telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan
lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga
2.3.3 Organisasi
Proyek dan Matriks
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan
mengkombinasikan kebaikan-kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan
menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut
divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi
khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
1.
Struktur
Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai
tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para
anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan
dan masing-masing
anggota kembali ke departemennya masing-masing. Kalau ada proyek baru maka
mereka ditarik kembali.
2.
Struktur
Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi
disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua
wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir
secara vertikal. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal,
wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek,
sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari
pembahasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian penutup
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Organisasi sangat membutuhkan
pemimpin yang baik
2. Teori-teori organisasi dapat diterapkan dengan
melihat situasi dan kondisi lingkungan organisasi.
3. Selain di tangan anggota, masa depan organisasi
bergantung pada pemimpin, hanya pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan yang
baiklah yang nantinya dapat memajukan organisasi tersebut.
3.2 SARAN
Dari penjelasan yang
telah dijelaskan, maka diharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan pembaca dalam
memahami tentang pentingnya
organisasi dalam kehidupan. Selain itu penulis juga
menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan
penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah ini. Makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis menyarankan agar makalah
ini bisa disempurnakan baik dari cara penulisan maupun pada struktur
pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
· Robbins, Stephen P.;
Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.
Hal. 214-224
· Hersey, Faul,
Blanchard, (1982). Management of Organization Behavior. Terjemahan Agus Darma.
Erlangga: Jakarta.
· Hick, Herbert, G. and
Gullet, G. Ray, (1975). Organization Theory and Behavior. Terjemahan Ali
Saefullah. Usaha Nasional: Surabaya.
· http://belajarmanagement.wordpress.com/2010/03/01/pedoman-dalam-pembagian-kerja/
· http://vivitardyansah.blogspot.com/2010/12/pengertian-pengorganisasian.html
· http://detik.com/2012/02/29/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar